Loading...

perubahan pada ibu nifas (setelah bersalin)

Monday, December 29, 2008


1. Perubahan-perubahan organ reproduksi pada masa nifas adalah:
a. Uterus
7Uterus secara berangsur-angsur akan menjadi kecil sehingga akan kembali seperti semula. Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi uterus sehingga dapat menutup pembuluh darah besar .,yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim ini terdiri dari tiga lapisan otot membentuk anyaman sehingga pembulun darah dapat tertutup sempurna dengan demikian terhindar dari perdarahan post partum. (Manuaba, 1998)
b. Endometrium
Timbulnya trombosis, dan netrosis ditempat inplantasi plasenta. Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi, sebagian besar endometrium terlepas. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis, yang memakan waktu 2 sampai dengan 3 minggu. Jaringan-jaringan ditempat inplementasi plasenta mengalami proses yang sama, ialah degenerasi yang kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap, dengan demikian tidak ada pembentukan jaringan perut pada tempat inplantasi plasenta. Bila yang terakhir ini terjadi maka ini dapat menimbulkan kelainan pada kehamilan berikutnya. (Hanifas, 1999)
c. Servik
Setelah post partum bentuk servik mengangga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korfus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korfus dan servik uteri terbentuk semacam cincin. Warna servik sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensi linak segera setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan kedalam kavum uteri. Setelah 2 jam hanya dapat dimasukkan 2 sampai 3 jari, dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari kedalam kavum uteri. (Hanifa, 1999)
d. Ligamen
Diafragma pelvis serta fasia yang meregang diwaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh kebelakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh ” kandungannya turun ”. Setelah melahirkan oleh karena ligamentum, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genetalia tersebut juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan pada 2 hari postfartum sudah dapat diberikan fisio terapis (Hanifa, 1999)
e. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Karakteristik Lokhea:
1) Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekoneum.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan

3) Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan, (Mochtar, 1998)
f. Laktasi
Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang, maka timbul pengaruh laktogenik hormon atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkonsentrasi sehingga air susu keluar. Produksi akan bertambah banyak sesudah 2-3 hari post partum. Bila bayi mulai ditetekan, isapan pada punting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan hipofise. Sebagai efek samping positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna (Mochtar, 1998).
Ayu pp
GLOBAL MOMENT INDONESIA
526B69FC

Click here for comments 0 comments:

Terima kasih atas komentar Anda